Pada bulan Desember 2018, berita yang menggembirakan datang dari Indonesia ketika rendang diakui oleh UNESCO sebagai salah satu warisan budaya tak benda dunia. Keputusan ini tentu saja menjadi suatu prestasi yang membanggakan bagi Indonesia, karena rendang merupakan salah satu makanan khas yang sangat populer di negara ini.

Namun, pengakuan dari UNESCO ini juga membawa tanggung jawab besar bagi pemerintah Indonesia. Sebagai negara yang memiliki budaya dan tradisi kuliner yang kaya, pemerintah perlu membuat masterplan yang baik untuk melindungi dan mempromosikan rendang sebagai warisan budaya tak benda dunia.

Salah satu hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah adalah menjaga keaslian dari resep dan cara pembuatan rendang. Dengan meningkatnya popularitas rendang di tingkat internasional, ada kemungkinan bahwa rendang akan mengalami modifikasi atau perubahan dalam proses pembuatannya. Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan langkah-langkah untuk melindungi keaslian dari rendang agar tetap sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh UNESCO.

Selain itu, pemerintah juga perlu mempromosikan rendang secara luas baik di dalam maupun di luar negeri. Melalui promosi yang intensif, rendang dapat menjadi salah satu ikon kuliner Indonesia yang dikenal di seluruh dunia. Hal ini dapat membantu meningkatkan pariwisata dan juga memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada masyarakat internasional.

Dengan adanya pengakuan dari UNESCO, rendang memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu produk unggulan Indonesia di pasar global. Oleh karena itu, pemerintah harus memanfaatkan momentum ini dengan baik dan membuat strategi yang matang untuk mengembangkan rendang sebagai warisan budaya tak benda dunia.

Dengan adanya masterplan yang baik dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan rendang dapat terus berkembang dan menjadi salah satu simbol kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Semoga pengakuan dari UNESCO ini dapat menjadi awal yang baik untuk memajukan rendang dan budaya kuliner Indonesia secara keseluruhan.